TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
I.
ILMU BUDAYA DASAR
1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar adalah suatu
ilmu yang digunakan untuk mempelajari dasar - dasar dan pengertian sebuah
konsep yang dikembangkan , digunakan untuk menangani masalah-masalah kebudayaan
yang ada saat ini. Istilah IBD ini dikembangkan Indonesia sebagai pengganti dari
Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Istilah nya berasal dari bahasa Latin
Humanus yang bisa diartikan manusiawi , berbudaya dan halus. Dengan kita
mempelajari The Humanities , kita dapat iandaikan seperti seseorang yang akan
bisa menjadi lebih manusiawi , lebih berbudaya dan lebih halus juga pastinya. Secara
umum pengertian kebudayaan itu adalah jalan atau arah didalam bertindak dan
berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi
kebudayaan:
1. Kebudayaan
yang terdapat antara umat manusia sangat beragam.
2. Kebudayaan
didapat dan diteruskan melalui pelajaran.
3. Kebudayaan
terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi.
4. Kebudayaan
berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budayadaerah dan budaya nasional.
Latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya,
negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan
bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman
budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak
lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses
pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun
terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan
timbul konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan
ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan
manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia
bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan
akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya,
juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini
menjadi resah dan gelisah.
2.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Mata kuliah
ilmu budaya dasar merupakan bentuk usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep - konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah - masalah manusia dan juga banyaknya masalah kebudayaan
saat ini. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli
- ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya
akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya
terhadap nilai-nilai budaya yang ada , baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya , maupun yang menyangkut tentang dirinya sendiri. Jadi , tujuan
utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan
wawasan pemikiran , khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar persepsi dan
penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus.
Untuk tujuan
tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi
mereka.
2. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Dengan ringkas dapat disebutkan
bahwa tujuan IBD secara umum adalah pembentukan dan pengembangan kepribadian
serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai
gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan
dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran
berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.
3.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dengan kerangka tujuan yang ada , terdapat
dua masalah pokok yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok
itu adalah :
1. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah mata kuliah IBD (Ilmu Budaya
Dasar), terlihat jelas jika manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian,
bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dan bagaimana pula
hubungan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD, pokok-pokok bahasa yang
dikembangkan adalah :
1. Manusia Dan
Harapan
- Kepercayaan
- Harapan
2. Manusia Dan
Kegelisahan
- Keterasingan
- Kesepian
- Ketidakpastian
3. Manusia Dan
Tanggung Jawab Serta Pengabdian
- Kesadaran
- Pengorbanan
4. Manusia Dan Pandangan Hidup
- Cita-Cita
- Kebijakan
5. Manusia Dan Cinta Kasih
- Kasih Sayang
- Kemesraan
- Pemujaan
6. Manusia Dan Keindahan
- Renungan
- Kehalusan
7. Manusia Dan Penderitaan
- Rasa Sakit
- Siksaan
- Kesengsaraan
8. Manusia Dan Keadilan
- Kejujuran
- Pemulihan Nama Baik
- Pembalasan
II. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
1.
Pengertian
Manusia
Menurut saya manusia itu adalah
makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna jika dibandingkan dengan
banyaknya makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk
berfikir secara logis dan dinamis , dan manusia juga bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik
(positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja
pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan
makhluk sosil. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu
bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi
sekaligus makhluk sosial. Perlu adanya manusia dari segi Susila. Aspek
kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia
dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia
yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya.
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan masing-masing pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan – aturan dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik. Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan memahami makna hidup dan penerapannya. Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang tepat. Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah yang ada di masyarakat.
Dalam proses antar hubungan dan antaraksi itu, tiap-tiap pribadi membawa identitas dan kepribadian masing-masing. Oleh karena itu, keadaan yang yang cukup bermacam-macam akan terjadi berbagai konsekuensi tindakan-tindakan masing-masing pribadi.
Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan – aturan dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik. Selain aturan-aturan norma, manusia juga memerlukan pendidikan yang dapat digunakan sebagai sarana mencapai kemakmuran dan kenyamanan hidup. Pendidikan dapat menjadikan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti dan memahami makna hidup dan penerapannya. Melalui pendidikan kita harus mampu menciptakan manusia yang bersusila, karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia. Melalui pendidikan pula manusia dapat menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Dengan pendidikan ini, manusia juga dapat melaksanakan dengan baik norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat. Manusia akan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat jika diberikan pendidikan yang tepat. Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah yang ada di masyarakat.
2.
Pengertian
Hakikat
Hakikat berasal dari kata Bahasa Arab yang berarti pokok atau inti.
Secara etimologi, hakikat merujuk pada pengertian inti dari sesuatu atau bisa
juga puncak atau sumber dari segala sesuatu. Dengan kata lain, hakikat adalah
sebagai ungkapan untuk menunjukkan makna yang sebenarnya dan paling mendasar
dari suatu benda, kondisi, ataupun pemikiran.
3.
Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa
Timur merupakan karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari
Timur , yang menunjukkan khas dan pola pikir , juga kebiasaan yang terdapat di
daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang
mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur identik dengan
tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian. Ciri
khas alam berbagai negara yang mencerminkan Negara tersebut memiliki suatu
kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa
sebagian besar mereka bertutur kata dengan lembut dan sopan dan terdapat
beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh dilakukan menurut versi orang
dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu nasihat yang membangun.
Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu, hal tersebut merupakan ciri khas
kepribadian yang unik padahal maknanya adalah agar tidak mengganggu orang yang
lewat pintu tersebut.Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental
dari negara atau daerah masing- masing. Masih ada adat-adat atau upacara
tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia
masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari
masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas
daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terdapat
banyak wilayah yang didiami oleh manusia , ada yang mendiami wilayah timur ,
wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat kebiasaan adat istiadat
, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang
lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam Bangsa Timur dikenal sebagai bangsa
yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah
dan bersahabat. Orang-orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian
bangsa Timur, karena mereka senang dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak
individualis dan saling tolong menolong.
Kepribadian
bangsa timur juga diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur
dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Bangsa timur identik dengan
benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang
dan ada pula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian
orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan
memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di
zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat.
Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan
orang timur dapat mempengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri. Pada umumnya
kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa
lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang
ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur
kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik
dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik. Jadi kita sebagai masyarakat
Indonesia yang masuk dalam bangsa timur kita boleh saja mengikuti budaya barat
tapi dengan alasan budaya yang kita ikuti itu meliputi budaya yang positif.
Jadi menurut saya
Kepribadian bangsa timur adalah suatu adat/kebiasaan yang dimiliki oleh
golongan wilayah timur , dengan ciri khas tersendiri bagi bangsa timur
tersebut. Bangsa timur dikenal ramah dan berkebudayaan serta menjunjung nilai
kesopanan dan kesantunan. Indonesia merupakan bagian dari bangsa timur yg
sangat kental akan kepribadian bangsa timur itu sendiri. Yang juga diperkuat oleh
adanya PANCASILA yang merupakan dasar negara sekaligus identitas Indonesia
sebagai bangsa timur.
4. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan diambil dari Bahasa
Sansekerta, yakni “buddhayah” yang artinya adalah hal – hal yang memiliki arti
budi dan akal manusia. Secara garis besar, maksudnya adalah dengan budi dan
akal, manusia dapat melangsungkan kehidupan. Budaya bersifat turun temurun,
dari generasi ke generasi terus diwariskan. Pengertian secara umum tentang budaya dapat beraneka macam. Akan
tetapi, berakhir pada intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki
bersama oleh kelompok masyarakat tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan
menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, budaya dapat bersifat
memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk berperilaku supaya kehidupan lebih
bermartabat dan bersahaja.
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan
karsa manusia. Lingkupnya mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum,
keyakinan, seni, adat atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian.
Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide
meskipun budaya berwujud abstrak.
Definisi mengenai kebudayaan juga dikemukakan oleh
para ahli. Mungkin bahasan dari pakar ini akan mampu membuat Anda lebih
memahami arti dari kebudayaan dengan lebih mudah.
1. Koentjaraningrat
Menurut beliau, kebudayaan merupakan keseluruhan
perilaku dari manuasia dan hasil yang diperoleh melalui proses belajar dan
segalanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
2. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara didefinisikan
sebagai buah budi manusia, yang merupakan hasil dari dua pengaruh besar yaitu
alam dan kodrat masyarakat. Ini juga merupakan sebuah bukti kejayaan kehidupan
manusia untuk dapat mengatasi kesulitan di dalam hidupnya agar keselamatan dan
kebahagyaan bisa tercapai. Nantinya, sifat tertib dan damai juga akan terlahir
dari sini.
3. Soelaeman Soenardi dan Selo Soemardjan
Menurut dua pakar tersebut kebudayaan merupakan semua
hasil karya, cipta, dan rasa dari masyarakat. Karya – karya tersebut
menghasilakn teknologi serta kebudayaan berwujud benda dan jasmaniah yang
diperlukan oleh umat manusia untuk dapat menguasai alam supaya hasilnya bisa
digunakan untuk diabdikan bagi keperluan masyarakat.
5. Unsur Kebudayaan
-
Bahasa
Bahasa merupakan cara ucap manusia. Pengucapan yang
elok dan merupakan salah satu elemen yang sudah menjadi tradisi. Terus menerus
diturun temurunkan sehingga antar manusia di suatu kelompok atau daerah atau
bangsa dapat melakukan komunikasi dengan cara mereka sendiri. Bahasa juga
digunakan untuk mengadaptasi tradisi. Dibagi menjadi dua, yaitu bahasa ucapan
dan bahasa tulisan.
Contohnya, di Indonesia terdiri dari banyak pulau,
adat, suku, dan kelompok etnis. Ada Jawa, Bugis, Dayak, Batak, dan lain – lain.
Dari masing – masingnya itu mempunyai bahasa sendiri – sendiri dan berbeda dari
bahasa yang lainnya.
-
Sistem Kepercayaan
Sistem ini sangat penting karena merupakan salah satu
yang dijadikan pegangan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya. Selain itu,
kepercayaan juga akan menghubungkan manusia dengan penciptanya, membuat hal –
hal yang terlihat mustahil bisa diterima akal sebagai wujud keajaiban dan
anugrah dari Tuhan.
Contohnya, Ababil tinggal di Aceh yang notabene
masyarakatnya mayoritas adalah muslim. Ia pun menjalani kehidupan sebagai
seorang yang beraga islam. Ababil melaksanakan solat lima waktu di masjid,
berpuasa menahan haus dan lapar saat Ramadhan, dan setiap hari dia pun berdoa
mengharapkan semua yang ia cita – citakan dapat tercapai. Ia percaya bahwa
Tuhan akan mengabulkan permohonannya.
-
Ilmu Pengetahuan
Sistem pengetahuan dibutuhkan dalam kebudayaan untuk memenuhi
rasa ingin tahu manusia terhadap suatu hal. Ilmu ada bermacam – macam dan
memiliki peran tersendiri di setiap bidangnya. Dengan adanya ilmu pengetahuan
kehidupan manusia bisa terbantu dan lebih maju dari waktu ke waktu. Tanpanya,
kehidupan tidak akan berlangsung sampai seperti hari ini.
-
Sistem Teknologi
3.
Hadirnya sistem ini menjadi sistem
peralatan dan perlengkapan manusia dalam menjalani hidupnya. Koentjaraningrat
membagi macam – macam teknologi menjadi alat – alat produksi, wadah, senjata,
makanan, minuman, pakaian, rumah, dan transportasi. Sistem teknologi yang
dilihat hari ini merupakan perkembangan dari teknologi masa lalu yang sifatnya
sederhana.
4.
Contohnya, dahulu kapak potong sudah
merupakan teknologi canggih, kini telah tergantikan dengan mesin potong yang
sudah bekerja otomatis. Dahulu rumah hanya berbentuk gubug dan cukup untuk bisa
berteduh saja. Kini rumah telah berkembang menjadi gedung dan hotel.
-
Sistem Kemasyarakatan
Sistem kekerabatan sangat kental dalam unsur ini.
Sistem kemasyarakatan masih digunakan manusia hingga sampai sekarang untuk
bersosialisasi dan menjalin hubungan. Hingga saat ini, ada beberapa wilayah dan
negara yang memakai sistem kekerabatan seperti Amerika Latin, Afrika, dan
Oseanis.Menurut L.H Morgan, ada beberapa macam sistem kekerabatan yaitu garis
parental (keturunan ayah dan ibu), garis alternered yang mengajarkan bahwa
perempuan dan laki – laki berkedudukan sama, dan garis keturunan ibu yang mana
kedudukan perempuan lebih tinggi dari laki – laki.
5. Wujud Kebudayaan
Menurut
Koentjaraningrat, wujud kebudayaan terbagi atas beberapa hal, yaitu:
1. Nilai Budaya
Nilai – nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak
kecil, sulit untuk digoyahkan dan menghasilkan gagasan di kemudian hari. Dapat
berupa buah pikiran, tingkah laku, maupun benda – benda tertentu.
2. Sistem Budaya
Sifatnya abstrak, dalam perwujudannya berpola dan
berdasarkan sistem tertentu.
3. Sistem Sosial
Kebudayaan
dalam sistem sosial sifatnya konkret dan dapat diabadikan. Sistem ini
menggambarkan tingkah laku manusia yang terus berjalan dengan pola tertentu dan
aturan tertentu.
4. Kebudayaan
Fisik
Artinya memiliki bentuk dan bisa dilihat. Misalnya
saja hasil budaya seperti candi, baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah
lainnya.
6.
Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994).
Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri
seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang
diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,
dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan wujud
ideal dari lingkungan sosialnya. Dapat pula
dikatakan bahwa sistem nilai budaya
suatu masyarakat merupakan
wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah
– olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima
masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan
secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah
universal ini dengan berbagai variasi
yang berbeda – beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha
untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini
sangat mempengaruhi wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang
berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda
ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah
kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam
perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya
kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan
ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan
vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi
dalam masyarakat yang mementingkan kemandirian
individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing –
masing individu.
Pola
orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang
ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi
antara kedua pola yang ekstrim itu
yang dapat disebut sebagai pola transisional. Kerangka
Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi
nilai budaya manusia.
7. Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi dikarenakan adanya ketidaksesuaian terhadap unsur-unsur
budaya. Perubahan kebudayaan biasanya terjadi karena adanya ketidakserasian
terhadap fungsi yang ada pada kehidupan. Seiring dengan berkembangnya zaman
maka perubahan kebudayaan akan terus terjadi, hal ini dikarenakan perubahan
kebudayaan terjadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Perubahan kebudayaan merupakan
cara baru dalam upaya perbaikan terhadap bagaimana masyarakat dapat memenuhi
kebutuhannya. Perubahan kebudayaan mencakup berbagai hal mulai dari kesenian,
teknologi, ilmu pengetahuan, bahkan sistem kemasyarakatan. Para ahli mengemukakan
pendapat mengenai pengertian perubahan kebudayaan.
8. Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan
merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini.
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata
budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi
Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan
bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana hubungan
antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan
kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia
dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya
berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan
kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh
Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :
1)
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh:
Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya
pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)
Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di
masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan,
bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas
mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri
pula pada setiap individu.
III.
Kesusastraan
1. Pendekatan Kesusastaraan
Ilmu Budaya Dasar pada kali ini berkaitan
dengan budaya yang ada dalam keseharian dan budaya bangsa. Ada istilah
Humanities yang berasal dari bahasa latin yaitu, manusiawi, berbudaya, dan
halus. Hal ini tentunya sangat baik jika kita pelajar, karna kita akan
mendapatkan ciri dari manusia yang baik dalam bermasyarakat. Istilah Humanities
berkaitan dengan cabang-cabang ilmu lainnya seperti filsafat, teologi, seni,
dan cabang-cabangnya termasuk satra, sejarah, cerita rakyat, dsb. Dari semua
itu intinya adalah mempelajari masalah manusia dan kebudayaan. Contohnya
saja dalam bidang kesenian, seni adalah suatu ekspresi dari jiwa manusia.
Segala kebebasan hasil karya dari manusia bebas dituangkan dalam ekspresi seni.
Seni lebih berbicara banyak dalam kebudayaan, bahkan budaya dapat menggambarkan
ciri dari suatu bangsa yang bermartabat.
2. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
2. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama meliputi :
• Dongeng: Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
• Hikayat: Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
• Sejarah: Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
Prosa baru Meliputi :
*Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
*Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
*Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
*Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
*Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.
3.Nilai – Nilai Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang panggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fisksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenagan yang diperoleh
dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin
rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang
tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering kita dapat belajar
sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik tentang kehidupan
masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang akan dating atau
kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan warisan
kultural
Prosa fiksi dapat menstimulai imajinasi,
dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak henti-hentinya dan warisan budaya
bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah asuhan, sengsara membawa nikmat,
layar terkembang mengungkapkan impian-impian, harapan-harapan,
aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh
generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti jalan
taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang mengagumkan dan
memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak lagi mengalami
secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara fisik itulahm
jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak individu. Fiksi
juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional
atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda darioada aoa yang disajikan
dalam kehidupan sediri.
IV.
Pengertian Cinta Kasih
1. Cinta Kasih dan Kasih Sayang
Cinta adalah rasa sangat mengasihi dan sayang, atau sangat tertarik hatinya.
Adapun dari segi bahasa, cinta adalah ungkapan perasaan jiwa, ekspresi hati dan
gejolak naluri yang menggelayuti hati seseorang terhadap kekasihnya. Sedangkan
menurut Kahlil Gibran, cinta ialah perasaan untuk dirinya sendiri. Cinta adalah
kekuatan manusia yang paling tinggi. Ekspresi cinta dapat termasuk cinta
kepada ‘jiwa’ atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta
alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta
keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstark lebih mudah dialami daripada
dijelaskan.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif
dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk.
Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan
sentiasa berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam
keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam
pengertian abad ke 21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan
cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan seperti berikut:
·
Perasaan terhadap keluarga
·
Perasaan terhadap teman-teman, atau philia
·
Perasaan yang romantis atau juga disebut asmara
·
Perasaan yang hanya merupakan kemahuan, keinginan hawa nafsu atau cinta eros
·
Perasaan sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
·
Perasaan tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
·
Perasaan terhadap sebuah konsep tertentu
·
Perasaan terhadap negaranya atau patriotism
·
Perasaan terhadap bangsa atau nasionalisme
Cinta adalah perasaan dimana setiap
orang dapat menunjukkan rasa kepeduliannya terhadap seseorang.Cinta yang
menghubungkan tali kedekatan setiap manusia. Kasih sayang adalah salah satunya.
Kasih sayang adalah penunjuk akan sebuah cinta, yang menghubungkan rasa kasih
dan sayangnya pada seseorang yang dekat dengannya. Ada pula yang menyebutkan
cinta itu berbeda dengan kasih sayang. Namun, sebenarnya itu kurang tepat,
karena cinta adalah kasih sayang. Tapi kasih sayang itu belum tentu dapat
dikatakan cinta.
2.Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar ‘mesra’,
yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab baik
antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah
tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah mendalam. Cinta
yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah
perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia.
Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan
bakatnya. Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan
suka kepada seseorang. Dengan perasaan cinta dan suka kepada seseorang itu
berkembang dan mengikat dan membentuk sebuah embrio yang disebut dengan cinta. Cinta
adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk
saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian. Dengan
cinta yang sudah dibentuk dan terbentuk itu akan menciptakan suatu kemesraan.
Kemesraan cintan membuat orang semakin saling mencintai dan dicintai. Kemesraan
adalah hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara
maupun yang sudah berumah tangga. Pada akhirnya dengan perpaduan kasih sayang,
cinta dan kemesraan tersebut akan menciptakan suatu keharmonisan dalam
kehidupan berumah tangga maupun dalam menjalin hubungan cinta dengan kekasih
kita.
Ada pula, Tingkatan
kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
• Kemesraan dalam
Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana
masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
• Kemesraan dalam
Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya
pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa
sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
• Kemesraan Manusia
Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada
masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
3. Pemujaan
Pemujaan adalah dimana kita memuja atau
mengagungkan sesuatu yang kita senangi. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai
aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan
yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah suatu kepercayaa bahwa para
leluhur yang telah meninggal masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi
keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi
penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan
leluhur dan sifat baik pada orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu
tuntunan atau bantuan dari leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah
untuk meningkatkan nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua,
kesetiaan keluarga, serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
Pemujaan dimulai
sejak manusia dilahirkan dengan akal yang dimilikinya. Manusia telah berfikir
kritis tentang alam dan kejadiannya. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi
dan bersyukur kepada Sang Pencipta. Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat
berupa ibadah sebagai media komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun
tempat ibadah yang sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan
sebagainya yang bertema mencintai Sang Pencipta.
4. Belas Kasih
Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati
untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri,
dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke
tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Dalam surat Al
–Qolam ayat 4,” maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena
belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi
sangat dipujikan oleh Allah SWT.”
Perbuatan atau
sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai
potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi
belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang
berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
Ada aspek belas
kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang
sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih
kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk
meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti,
komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam
etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan
oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda
ingin mereka lakukan untuk Anda.
5. Cinta Erotis
Cinta erotis adalah cinta yang cenderung
mengarah kepada cinta sepasang insane berlainan jenis. Pada hakikatnya cinta
kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, dan juga barangkali
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Cinta erotis cinta itu mempunya arti “cinta
yang primitif” , cinta diartikan sebagai aktivitas berhubungan badan. Daya
tarik atau pemikat antara dua jenis manusia di tingkatan cinta erotis hanya
diukur dari sifat badaniah yang (sangat) aksiden. Parameter cinta erotis diukur
dari kepuasan biologis. Cinta jenis ini kerap terjadi pada usia remaja, dimana
pada masa ini remaja sedang mengalami masa pubertas. Sehingga pada masa
transisi ini rasa ingin tahunya terhadap lawan jenisnya cukup besar. Cinta ini
membutuhkan kontrol secara menyeluruh, agar mereka yang mengalaminya tidak
terjatuh ke dalam hal-hal yang melanggar norma.
Cinta kasih mereka
sebenarnya merupakan egoism dua orang , mereka adalah dua orang yang saling
menemukan kesamaan. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap
orang lain hanyalah dalam segi-segi fusi erotis dan keitsertaan dengan semua
aspek kehidupan orang-orang lain, tapi bukan dalam arti cinta kasih yang
mendalam.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar
cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorag sungguh-sungguh
mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam dalamnya. Hal ini memang
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua
mempelainya tidak pernah meiliki jodohnya sendiri. Dalam kebudayaan barat/zaman
sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima sama sekali. Ada pula orang
yang memandang bahwa factor yang penting di dalam cinta kasih erotis itu
adalah keinginan.
Sumber :
https://rendyaprian21.wordpress.com/2015/04/14/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/
https://febry23.wordpress.com/2010/11/23/pengertian-manusia/
http://www.bhataramedia.com/forum/apa-pengertian-hakikat/
http://panduug.blogspot.com/2015/03/kepribadian-bangsa-timur-tugas-ilmu.html
https://thegorbalsla.com/pengertian-kebudayaan/
https://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-orientasi-nilai-budaya/
https://materiips.com/pengertian-perubahan-kebudayaan
https://parkjiyoung.wordpress.com/2013/01/07/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/
http://riansyahputra93.blogspot.com/2014/10/pendekatan-kesusatraan.html
https://raditaryo.wordpress.com/2013/03/21/nilai-nilai-dalam-prosa-fiksi/
0 komentar