Ilmu
Budaya Dasar 2
Softskill
Honey
Millenia Fitri
Dwi
Wahyu
M.
Rizky Danur
M.
Yayang Setiawan
Nolis
Lisnawati Claudia
Benny
Johannes
Kelompok
2
Fakultas
Teknologi Industri
Teknik
Informatika
Universitas
Gunadarma
2019
01. Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan
sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah
kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk
abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang
atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya
menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Persamaan Harapan dan Cita-Cita
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita,
maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita
pada umumnya perlu setinggi bintar.
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita
maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Contoh Harapan
Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu
adalah :
- Kelangsungan hidup
- Keamanan
- Hak dan kewajiban mencintai
dan dicintai
- Diakui lingkungan
- Perwujudan cita-cita
02. Penyebab manusia
memiliki harapan
Penyebab manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai
makhluk sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah
sejak manusia di ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama
dengan orang lain.
Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai harapan,orang yang
sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli
waris nya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh
kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat
kita akan dapat mengontrol harapan se efektif dan se efisien mungkin sehingga
hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk masa kini dan
masa yang akan datang.
03. Pengertian Doa
Doa bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah s.w.t
yang Maha Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta
sesuatu kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Macam-Macam Doa
1. Doa Mau Tidur
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ
قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ
Nabi saw apabila mau tidur, beliau berdoa Ya Allah dengan NamaMu aku
Hidup dan Mati
HR Al Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud 13:244 No
4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i 6:187
2. Doa Bangun Tidur
وَإِذَا أَصْبَحَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ
مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dan apabila bangun, beliau berdoa : Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami sesudah mematikan kami dan hanya kepadaNya kami kembali.
HR Al Bukhari 22:369 No 6845, Abu Daud 13:244 No
4390, Ibnu Abi Syaibah 6:240, Nasa’i 6:187
3. Doa Ketika Turun Hujan
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا
Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah saw apabila melihat
hujan beliau berdo’a : Ya Allah Jadikanlah Hujan ini, yang
manfa’at. HR Bukhari 4:138 No 974
4. Doa Ketika Ada Angin Kencang
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَصَفَتْ الرِّيحُ
قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ
مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا
أُرْسِلَتْ بِهِ
Dari Aisyah Ra,istri Nabi Saw sesungguhnya ia berkata : Nabi Saw apabila
ada angin kencang (besar) beliau berdoa : “Ya Allah sesungguhnya aku memohon
kepadaMu kebaikannya dan kebaikan apa saja yang ada di dalamnya serta kebaikan
apa saja yang dibawanya, Aku berlindung kepadaMu dari bahayanya dan bahaya apa
saja yang ada di dalamnya serta bahaya apa saja yang ia diutus membawanya.
HR Muslim 4:436 No 1496, At Tirmidzi 8:207 No 2178, Ahmad 43:165 No 20215
5. Doa Ketika Ada Petir
عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ وَالصَّوَاعِقِ
قَالَ اللَّهُمَّ لاَ تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلاَ تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ
وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ
Dari Salim bin Abdillah bin Umar Ra dari bapaknya sesungguhnya Rasulullah
Saw apabila mendengar suara petir, beliau berdoa : Ya Allah janganlah Engkau
matikan kami dengan murkaMu dan janganlah Engkau binasakan kami dengan
siksaanMu dan ampunilah kami sebelumnya.
HR Tirmidzi 11:345 No 3372, Ahmad 12:40 No 5503, Al Baihaqi 3:362, An
Nasa’i 6:203,
04. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain
dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental
yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang
mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan
dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai
(Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap
perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai
kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan
harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang
mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan
tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan
integritas dari orang yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap
perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai
kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan
harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang
mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan
tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Doney dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan
pelanggan didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh
McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan
bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu
sama lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu
pada kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam
berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi
dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam
berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya
terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui
internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan
memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah
dijanjikan.
3 Teori Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan
kebenaran. Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu mengemukakan tiga
teori tentang kebenaran :
- Teori Koherensi : suatu
pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan sebelumnya
yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati. Paul manusia. Paul
pasti mati.
- Teori Korespondensi : teori
yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang
dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn
dituju oleh pernyataan tersebut.
- Teori Pragmatis : Kebenaran
suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
05. Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Ada 4 Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Kepercayaan pada orang lain
- Kepercayaan pada pemerintah
- Kepercayaan pada Tuhan
Usaha Manusia untuk Meningkatkan Rasa Percaya Pada Tuhan
- Meningkatkan ketaqwaan dengan
beribadah kepada Tuhan
- Meningkatkan pengabdian pada
masyarakat
- Meningkatkan rasa cinta kita
pada sesama dengan saling menolong dan menjadi orang yang dermawan
- Mengurangi nafsu untuk
mengumpulkan harta yang berlebih
- Menekan rasa negatif, iri,
dengki, benci dan dsb
06. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti
tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar,
cemas.
Kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran
ataupun ketakutan. Yang berkaitan juga dengan masalah frustasi,
yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat,
bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan
kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
(a). Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah
suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan
atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk
mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin
dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat
dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari
lingkungannya.
Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami
sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam
eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu
mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian
apa yang disebut stress.
(b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya
dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan
ini dibagi tiga macam, yakni :
(1) Kecemasan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan Iingkungan.
Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya sendiri, atau takut
akan id-nya sendiri, sehingga menekan
dan menguasai ego. Kecemasan semacam
ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu
mengira bahwa seseuatu yang hebat akan
terjadi.
(2) Bentuk ketakutan yang tegang dan
irrasional (phobia).
Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa
intensitet ketakutan melebihi proporsi yang
sebenamya dari obyek yang ditakutkannya.
(3) Rasa takut lain ialah rasa
gugup, gagap dan sebagainya.
Reaksi ini muncuInnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi
yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang
bertujuan untuk membebaskan seseorang dari keemasan neorotis
yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki
oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
(c). Kecemasan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi
seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi
antara lain: iri, benci, dendam, dengki, marah,
gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian
dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep
yang kurang sehat. Sifat-sifat seperti itu mengakibatkan manusia
akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah
dan putus asa.
07. Penyebab Kegelisahan
Sebab-sebab orang gelisah adalah karena
pada hakekatnya orang takut kehilangan
hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman,
baik ancaman dari luar maupun dari dalam.
Misalkan :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir.
gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu
disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya hak hidup, hak
milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup,
dan mungkin hak nama baik.
08. Usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama
harus mulai dari diri sendiri dengan bersikap
tenang. sehingga segala kesulitan dapat kita
atasi.
Cara yang baik digunakan dalam mengatasi kegelisahan
atau kecemasan yaitu dengan memerlukan scdikit pemikiran, yaitu :
- Tanyakan kepada diri sendiri
(introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan
ditanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa
penyebabnya dan sebagainya. Apabila dapat menganalisa akibat yang
akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila
tidak dapat mengatasinya. Maka dapat
mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
- Bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang
hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dalam
jiwa kita.
- Dengan berjalannya waktu, lalu
dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian akan
tidak merasakan lagi adanya rasa kecemasan/ kegelisahan
dalam jiwa.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling
ampuh pasrahkan diri kepada Tuhan. Pasrahkan nasib sepenuhnya
kepada-Nya, harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa,
Maha Pengasih, Maha penyayang dan Maha
Pengampun.
09. Keterasingan
- Pengertian Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing.
Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari
yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah
keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian
dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun
memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal
perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami
keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh : Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak
dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar
berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan
tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia
menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
- Sebab – sebab keterasingan
Bila kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan
kawan-kawannya, hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar
moral. Jadi, sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
a. Sikap rendah diri.
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap kurang baik. Sikap ini
menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang
laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga
sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang menganggap dirinya rendah, tetapi
justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah
diri disebabkan antara lain kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya,
rendah pendidikannya, dan karena kesalahan perbuatannya.
b. Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena itu adalah kehendak
Tuhan. Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran yang berbeda. Erasa
malu anak atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya anak tersebut dari
pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
c. Keterasingan karena
sosial-ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh
membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula merasa rendah diri karena keadaan
ekonomi yang minim. Namun dalam kenyataan lain keadaannya, orang-orang yang
tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang
kaya sering membanggakan kekayaannya, meskipun tanpa disengaja.
d. Keterasingan karena rendah
pendidikan
Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan
tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak
pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang
berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena merasa sulit
menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut
jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari pergaulan.Akan
tetapi, orang seperti itu masih lebih baik dari pada mereka yang berlagak
pintar dan akhirnya menjadi bahan tertawaan.
e. Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya
sempit, bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari
perbuatannya, yang tidak bisa diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak
perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.Contoh :
Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat. Semua penduduk di
wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu instansi, ramah, dan
dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi tersangkut korupsi
milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah keluar, apalagi
bergaul. Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung diri di rumah,
hidup dalam keterasingan.
f. Takut kehilangan hak.
Contoh : Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang
dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal
istilah musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya,
sehingga ia terasing dari pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup
dalam keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang
merasa takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain,
sehingga bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
g. Kerinduan.
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang
begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu
tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang berada jauh
dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap keluarganya.
Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang bersangkutan
merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi kebutuhannya.
Ayat Al-Qur’an tentang keterasingan
”Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sungai. Maka, barang siapa di antara kamu meminum airnya maka ia bukan
golonganku, dan barang siapa yang tidak meminumnya maka ia adalah golonganku,
kecuali yang menciduk seciduk dengan tangannya” (QS. Al-Baqarah:249)
10. Pengertian Rasa Kesepian
Kesepian adalah tatkala seseorang merasa bahwa dirinya penuh kesendirian,
kehampaan, kesunyian dan kesedihan. Walaupun banyak orang yang ada di sekitar
dirinya secara fisik, namun kesepian adalah yang paling mendominasi jiwanya.
Memang sulit untuk mencari kalimat yang pas untuk mendefinisikan kondisi
kesepian. Akan tetapi pada dasarnya kesepian lebih pada keadaan jiwa manusia.
Yang dapat mendeteksi apakah seseorang kesepian atau tidak adalah orang itu
sendiri. Dalam ilmu psikologi, satu-satunya yang mempelajari fenomena ini, ada
beberapa gejala yang menandakan jiwa seseorang sedang kesepian, yakni:
- Suka termenung atau melamun
lama sekali
- Merasakan kehampaan tanpa
sebab yang jelas
- Melakukan kesalahan
berulang-ulang dan sangat sering
- Tidak bisa berkonsentrasi dengan
sepenuh hati
- Fokus pada inti pembicaraan
menjadi hilang
- Pada suatu kondisi tertentu,
orang yang kesepian merasakan depresi atau frustasi
Kenapa kesepian bisa terjadi?
Tanda-tanda orang yang kesepian memang dapat dideteksi, seperti diatas.
Namun kenapa terjadi hingga kini belum dapat ditemukan secara pasti.
Kecenderungan manusia adalah tidak bisa hidup sendiri, dikarenakan manusia
adalah makhluk sosial. Meskipun seseorang tinggal di daerah terpencil, namun
pasti ada komunitas atau tempat berkumpul dengan kecenderungan yang sama
seperti daerah asal, hobi yang sama atau mata pencaharian yang sama. Maka dapat
dijelaskan bahwa sesungguhnya sangat kecil kemungkinan seorang manusia
merasakan kesepian, namun fenomena kesepian tidak dapat dipungkiri telah terjadi
pada manusia. Ketika kesepian menerpa, maka hendaknya kita menguatkan jiwa
untuk bertahan menerima hempasannya supaya kestabilan diri tetap terjaga. Rasa
sepi itu selalu ada dalam pikiran manusia, jadi saat perasaan itu muncul,
tergantung bagaimana anda mengatasinya.
Sebab-sebab kesepian
Kesepian memiliki beberapa penyebab yang umum terjadi, yakni diantaranya
adalah sebagai berikut:
- Terpaku pada kenangan lama
Orang yang meninggalkan anda tidak akan kembali, maka dari itu kita harus
menata hidup kembali. Kenangan itu tidak harus dilupakan, namun juga tidak
boleh menjadikan kita berhenti menjalani hidup. Karena kita masih hidup, maka
kita harus terus menjalani hidup.
- Penyesalan yang berkepanjangan
Pernah suatu ketika seseorang mengalami masa-masa keemasan dalam hidup,
apakah itu kecemerlangan karier atau masa indah percintaan. Sebaiknya adalah
tidak tergilas dengan semua itu dan tetap hidup dalam ingatan anda. Penyesalan
itu boleh terjadi sebagai bahan instropeksi diri untuk tidak mengulangi lagi
kesalahan yang sama, namun anda tidak boleh menjadi orang yang picik.
- Keinginan yang tak kesampaian
Kegagalan itu pasti dialami oleh setiap orang, bergantung dari seberapa
besar usahanya. Usaha yang besar, gagalnya pun besar, demikian sebaliknya.
Semua orang pernah mengalami kehilangan apa yang nyaris terwujud. Namun anda
harus percaya bahwa kesuksesan itu pasti menjadi milik anda jika anda tidak
berhenti berusaha. Jangan memilih untuk berhenti, menyesali dan tidak melakukan
apa-apa.
11. Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu,
tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa
asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya
keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu,
keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yangjelas. ltu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat
konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh
berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidakpastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana
yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang
gelisah.lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status
atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidakpastian ini
akan merugikan. karena status
dari karir itu terancam.Karena ketidakpastian itu
status yang telah ditetapkan oleh atasan
menjadi hilang, berhubung ada
orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Sebab-Sebab Terjadinya Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur,
apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima
rangsang-rangsang lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsang-rangsang barn. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tandaobsesi, phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar,kehilangan pengertian,kehilangan kemampuan
untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada
orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contohnya :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada
kawannya yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru
menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
lalah rasa ketakutan yang tak terkendali,tidak normal, kepada sesuatu hal
atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
lalah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga
ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.
Contohnya :
Keinginan minum minuman keras. Orang itu bukan pemabuk, tetapi bila
dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung.
4. Histeria
lalah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan,
pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri,
sugesti dari sikap orang lain.
Contohnya :
Ketika Ibu Nuri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang
mengetuk pintu, mengucap salam. OIjawabnya dan keluarlah ia. Di luar, kagetlah
ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang
ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu
? .. itu
kan bukan Kang Bakri !”
semua orang yang ditanya diam. Akhimya dia berteriak
histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)
12. Usaha – Usaha Mengatasi
Ketidakpastian
Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik,
atau kacau pikirannya ada
bermacam-macam penyebabnya.Untuk dapat menyembuhkan keadaan
itu bergantung kepada mental si penderita. Andai kata penyebab
sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat
sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi
penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah,
yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau
jenis takut bisa dilatih dari
sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang takut
ular, takut ulat yang berbulu, dapat disembuhkan karena
dibiasakan dengan benda-benda tersebut.
Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru
berkurang
kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Andai
kata mereka sadar, kesembuhan itu
adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan
masyarakat sekitamya dan dirinya sendiri.
1 Ayat Al-Qur’an dalam mengatasi Ketidakpastian :
“Dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya
aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang
lebih baik daripada kebun-kebun itu.” (Q.S. al-Kahfi: 36).